Brebes – Guru-guru LP Ma’arif NU se Kabupaten Brebes tengah mengalami transformasi positif dalam keterampilan komunikasi mereka melalui pelatihan pembuatan berita. Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan pendidik agar dapat mengkomunikasikan berbagai informasi pendidikan secara efektif dan menarik.
Lebih dari 50 guru dari berbagai sekolah di wilayah ini mengikuti pelatihan intensif selama dua hari yang fokus pada keterampilan penulisan berita, pengelolaan website, dan strategi pemasaran media sosial. Pelatihan ini diadakan sebagai respons terhadap meningkatnya permintaan konten edukatif yang mudah diakses oleh masyarakat.
Salah satu peserta pelatihan, Rofik MI Taalumusibyan Sitanggal, mengungkapkan antusiasmenya terkait pengalaman tersebut. “Pelatihan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana kita dapat menyampaikan pesan pendidikan dengan cara yang lebih menarik dan efektif. Saya merasa lebih percaya diri dalam menggunakan media untuk berbagi informasi dengan siswa dan orang tua,”katanya.
Guru-guru tidak hanya belajar tentang teknik penulisan berita yang baik, tetapi juga tentang penggunaan, dan strategi pemasaran media sosial. Pelatihan ini didesain untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang produksi konten multimedia yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan masyarakat.
Salah satu pemateri dalam acara ini, Hamidulloh Ibda, menjelaskan bahwa tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk menciptakan guru-guru yang mampu menjadi narator efektif dalam konteks pendidikan digital. “Guru-guru bukan hanya pemberi informasi, tetapi juga kreator konten yang dapat membangun jembatan antara sekolah dan komunitas,” katanya.
Hasil dari pelatihan ini sudah mulai terlihat melalui pembuatan berita secara langsung dalam pelatiahan tersebut. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membawa pendidikan ke tingkat berikutnya dan meningkatkan keterlibatan orang tua dalam proses pembelajaran.
Melalui pelatihan ini, guru-guru bukan hanya mendapatkan keterampilan baru dalam pembuatan berita, tetapi juga memperluas peran mereka sebagai komunikator pendidikan yang efektif. Masyarakat pun diharapkan akan semakin terlibat dalam perjalanan pendidikan, membentuk ikatan yang lebih erat antara sekolah dan komunitas. (Kholil).



