Perhelatan politik nasional telah digelar kembali
Para calon pemimpin bangsa sibuk merancang dan menyusun strategi
Mereka menyibukan diri mencari kemasan menarik untuk memikat hati
Ditaburi dengan bumbu-bumbu harapan dan manisnya janji-janji
Menggali referensi dan membuka lembaran kamus kata
Untuk menyusun rangkaian kalimat yang pantas dan indah yang menusuk jiwa
Sebagai jurus alternatif sekaligus tambahan senjata
Untuk memikat hati dan mendulang suara
Mereka pun rela melakukan hal yang tak biasa sebagai “pencitraan”
Belusukan ke daerah yang kotor dan kumuh yang tak pernah mereka perkirakan
Bertemu petani, nelayan, buruh, guru dan kaum agamawan
Katanya untuk memotret dan mendengar aspirasi sebagai bahan masukan
Mereka tiba-tiba humanis
Mereka tiba-tiba populis
Mereka tiba-tiba demokratis
dan merekapun tiba-tiba berbicara masalah amanah dan integritas
Sementara disisi lain dan seolah mereka tak sadar
Mereka saling menebar berita hoax dan kampanye hitam
Sikut kanan dan kiri bahkan tak segan saling “membunuh” karakter
Agar dirinya saja yang terpilih dan yang lain tenggelam
Sahabat!
Hati-hati dengan mereka
Jaga dengan baik dan rahasiakan hak suara kita
Karena akan menentukan nasib dan masa depan bangsa
Untuk kebaikkan dan keberlangsungan kehidupan kita
Jangan tertipu dengan janji manisnya
Janganlah lugu dengan melihat indah penampilannya
Jangan pula hanyut dengan buaian harapannya
Terlebih tergiur dengan puitis kata-katanya
Jadilah pemilih yang cerdas dan berwibawa!



