“Ya Allah berikanlah hamba umur panjang”
Inilah seonggok do’a yang biasanya terpanjat dari bibir seorang hamba disamping do’a lainnya. Bahkan tak jarang orang mengharap do’a umur panjang atas sedekah atau pemberiannya terhadap orang lain.
Anugerah umur panjang sampai pada usia senja dengan kondisi baik dan sehat walafiat apalagi dalam keadaan serba kecukupan adalah dambaan setiap orang. Namun, tidak dapat dipungkiri usia senja adalah kondisi dimana mulai berkurangnya kualitas dan fungsi organ tubuh. Tenaga sudah banyak berkurang, pandangan mata mulai samar ditambah lagi dengan kondisi pendengaran yang suara apapun terdengar lirih seolah ada benda yang menghalangi. Kondisi yang mau tidak mau dan sudah pasti selalu akrab dengan yang namanya penyakit. Kondisi seperti ini pasti akan dialami bagi siapapun yang sudah berusia senja.
Disisi lain, sikap dan perilaku orang yang berusia senja biasanya akan kembali seperti anak-anak, kembali pengen dimanja, disayang dan ingin mendapat perhatian lebih dari orang lain khusunya putra putrinya. Meskipun kadang yang terjadi adalah sebaliknya, segala harapan dan keinginannya tidak akan begitu saja mudah didapat dan dipenuhi semuanya, mengingat kondisi putra putri nya yang sudah punya kesibukan dan urusan sendiri, baik pekerjaan, keluarga maupun aktivitas lain untuk menopang kehidupan mereka.
Kondisi inilah yang kemudian dapat memunculkan konflik lahir maupun batin bagi orangtua di usia senja, berbagai prasangka “buruk” pun dengan sendirinya akan muncul, yang pada akhirnya mungkin akan berprasangka buruk terhadap Tuhan nya sang Maha Pencipta berbagai keadaan.
Dengan kondisi seperti diatas, siapapun yang sering berharap bahkan memohon dalam setiap doanya agar dikaruniai umur panjang, maka harus siap juga dengan segala resiko yang akan dihadapinya nanti. Walaupun katanya usia senja adalah usia yang sudah dianggap banyak makan asam garam dan pahit getirnya kehidupan, yang semestinya akan mampu menghadapi segala keadaan apapun dengan hati yang lapang dan pikiran yang jernih. Akan tetapi, manusia tetaplah manusia yang memiliki segala keterbatasan termasuk dalam mengelola gejolak batinnya.
Kisah di atas, menjadi gambaran dan pelajaran bagi siapapun yang masih muda, bahwa usia senja bukanlah kondisi yang mengenakkan dan menyenangkan, tetapi justru kondisi yang bisa terjadi sebaliknya. Sehingga membutuhkan modal yang banyak baik pengetahuan, spiritual atau bahkan kesiapan finansial dalam menghadapinya.
Dengan kisah tersebut, berserah diri kepada Sang Pencipta adalah cara terbaik untuk menghadapi segala sesuatu, Allah sudah mengatur dan menetapkan segala sesuatu termasuk usia kita, yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan sisa usia yang sudah dianugerahkan kepada kita dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Karena segala sesuatu yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban nya.
Semoga kita di berikan kekuatan lahir dan batin dalam menghadapi segala sesuatu dan semoga kita tergolong sebagai orang orang yang berserah diri. Amin. (KS)



